BENGKAYANG, ISB – Tahbisan Imamat adalah saat dimana seseorang terpilih melewati fase perjalan panggilan yang cukup lama. Dengan lika-liku dan tantangan yang dihadapi akhirnya dengan keputusan yang mantap seorang Diakon memutuskan untuk ditahbiskan menjadi seorang Imam dalam Gereja Katolik. Demikian pula halnya yang dialami oleh kedua Romo baru CSE yakni Romo Mansur Mariam, CSE dan Romo Oliver Maria, CSE dengan tekat yang bulat menerima sakramen tahbisan pada Kamis, 24 Februari 2021 di Gereja Seminari Nyarumkop.
Seusai menerima tahbisan, para imam baru mengadakan misa perdana pada tempat-tempat dimana menurut para imam baru memiliki andil dalam perjalanan panggilan mereka. Romo Mansur Mariam, CSE yang saat menjalankan masa Diakonatnya di Kampus Institut Shanti Bhuana (ISB) berkesempatan untuk merayakan misa perdananya di Kapela Santo Yohanes Salib, Institut Shanti Bhuana pada Minggu, 27 Februari 2022. Hadir pada kesempatan tersebut rekan Imam baru Romo Oliver Maria, CSE, beserta para Romo jajaran pimpinan CSE yakni Romo Eugene CSE, Romo Alvares CSE, Romo Elisa CSE, Romo Vincent CSE, Romo Serafim CSE, dan Romo Sergius CSE. Para Suster Putri Karmel, Sivitas Akademika ISB, Mahasiswa/i yang berada di asrama serta Bapak/Ibu Asrama.
Misa dimulai pada pukul 17.10 WIB, para mahasiswa yang tinggal di Asrama kompak mengenakan kemeja warna putih. Acara dimulai dengan sambutan para mahasiswa terhadap kedua Imam baru dengan berbaris di depan kapel. Dilakukan acara pemotongan bambu oleh kedua Imam baru yang diwakili oleh Romo Oliver Maria, CSE dan pengalungan rangkaian bunga sebagai tanda dibukanya misa perdana.
Kemudian dilanjutkan dengan perarakan para imam dan petugas liturgi sembari disambut dengan tarian Dayak. Terlihat antusias para umat dengan menyaksikannya dari pintu utama kapel hingga ke depan altar. Kedua Imam baru menjadi selebran utama dalam perayaan tersebut.
“Pada kesempatan kali ini, merupakan hari yang berbahagia bagi kami berdua karena bisa menerima Sakramen Tahbisan. Untuk sampai pada peristiwa pentahbisan ini, menjadi suatu proses yang cukup panjang. Romo Oliver masuk biara sejak tahun 2010 dan Saya masuk biara sejak tahun 2011. Dalam menempuh waktu yang lama ini menjadikan kami berdua untuk berproses dengan segala jatuh bangun. Oleh karena itu, kami mohon doa dari para saudara/i supaya tetap tulus berproses menjadi murid Yesus, menjadi CSE, dan menjadi imam yang baik”. Ujar Romo Mansur Mariam, CSE pada kata sambutan.
Pada akhir misa, diberikan cendramata kepada Rm. Mansur dan Rm. Oliver oleh seluruh Mahasiswa yang berada di Asrama, pemberian cenderamata diwakili oleh Deri Wulandari selaku pelayan asrama putri serta Dominggus selaku pelayan asrama Putra. Diakhir misa dilanjutkan makan bersama di Refter/Aula Elia dengan berbagai menu makanan yang disajikan.
Author: Rima Irma
Editor: Rima Irma