Institut Shanti Bhuana Berkontribusi pada Acara Festival Budaya Flobamora NTT 2024

Memperingati HUT Kabupaten Bengkayang yang ke 25 tanggal 27 April 2024 yang akan datang, merupakan salah satu peristiwa penting bagi masyarakat Kabupaten Bengkayang, keluarga besar Flobamora turut serta ambil bagian dengan melakukan pagelaran seni budaya NTT atau Festival Budaya Flobamora NTT sebagai bentuk dukungan dan kontribusi langsung dari keluarga Flobamora terhadap Pemerintahan Kabupaten Bengkayang. Festival Budaya Flobamora ditandai oleh penyambutan tarian masal (Ja’i) ala Flobamora untuk menerima tamu kehormatan Bapak Bupati Sebastianus Darwis S.E., M.M dan Ibu beserta rombongan secara adat Flobamora. Flobamora sebagai salah satu etnis yang ada di Kabupaten Bengkayang mencoba ambil bagian dengan mengadakan Festival Budaya Flobamora dengan menampilkan serangkaian perayaan tradisi seni musik dan tari khas Flobamora yang beragam dan kaya nilai budaya. Kegiatan tersebut menyatukan keluarga besar Flores, Sumba, Timor dan Alor yang disingkat dengan Flobamora. Berbagai pertunjukan lainya seperti tarian caci, Ja’i dll merupakan tarian yang menjadi kebanggan dari Flobamora. Tarian caci sendiri merupakan tarian dari Kabupaten Manggarai mengandung makna simbolis yang melambangkan kejantanan, keramaian, kemegahan dan sportifitas. Festival Budaya Flobamora dilaksanakan di lapangan SDR (Sebalo Damai Raya) dan berlangsung dengan sangat meriah. Festival yang dilangsungkan tanggal 6–7 April 2024 ini dimeriahkan oleh band Bos Muda dengan menampilkan para artisnya yang energik sehingga membuat suasana menjadi semakin meriah.

Institut Shanti Bhuana (ISB) sebagai perguruan tinggi di Kabupaten Bengkayang sangat mendukung adanya pagelaran budaya ini dan mendukung keberagaman budaya yang ada di Bengkayang. Sebagai bentuk dukungan, ISB turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut dengan menyumbangkan persembahan acara tarian tradisional yang merupakan perpaduan beberapa tarian adat Dayak, Melayu, Cina dan Flobamora yang dikemas menjadi sebuah tarian yang diberi nama Toya Dayu Flobamor. Uniknya tarian ini memakai kostum dari beberapa daerah dan disponsori oleh seorang mahasiswi ISB, Yulita, selaku owner dari Toya Dayu I’MSD. Yulita sudah mulai menekuni bisnis penyewaan kostum adat berbagai daerah secara serius setelah lolos mengikuti program P2MW (Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha) yang diadakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemasiswaan, Ditjen Diktiristek, Kemdikbudristek.

Rangkaian kegiatan festival budaya Flobamora ini tentunya mau menggambarkan bahwa Indonesia kaya akan beragam budaya dimana Flobamora yang merupakan kepanjangan dari Flores, Sumba, Timor Alor meskipun berbeda pulau dan tentunya mempunyai tarian dan ciri khas masing-masing namun semuanya bisa menjadi kompak dan rukun. Mahasiswa sebagai agen perubahan tentunya harus bisa menjadi contoh yang baik di dalam masyarakat di mana pun mereka berada dan harus bisa hidup rukun dan bersatu.

Penulis : Marga Resti

Editor : Usman