Pada hari kamis, 14 Oktober 2021 dilakukan kegiatan pelatihan pengolahan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk organik yang dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Bengkayang. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Bengkayang yang diketuai oleh ibu Ramayanti Obaja dengan Institut Shanti Bhuana (ISB). Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat dimulai dari ibu-ibu DWP Kabupaten Bengkayang, yang harapannya dari pelatihan ini dapat disalurkan di lingkungan sekitar dengan mengedukasi masyarakat dari kegiatan kemasyarakatan. Pelatihan ini merupakan langkah awal dan positif dalam mengubah mindset dan perilaku masyarakat bahwa sampah merupakan sumber daya yang dapat diolah kembali menjadi produk bernilai ekonomi dan bermanfaat bagi lingkungan alam. Pelatihan ini dilakukan dengan metode tutorial dan video cara pembuatan pupuk cair dan tong komposter dari bahan baku sampai dengan proses pengemasan yang baik menjadi produk yang siap dijual belikan.
Institut Shanti Bhuana yang diwakili oleh Bp. Aloysius Hari Kristianto, S.E., M.Si selaku narasumber memberikan pemahaman mendasar dan cara membuat pupuk organik dari sampah rumah tangga. Pelatihan ini diawali dengan pemahaman bahwa sumber daya alam merupakan modal utama dalam kehidupan di bumi yang menopang seluruh kegiatan manusia yang harus dijaga. Materi ini mengacu kepada “Enskiklik Laudato Si” Paus Fransiskus tentang lingkungan hidup yaitu kerusakan alam yang terus-menerus dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan sebagai satu tanda kecil dari krisis etika, budaya dan spiritual modernitas. Kegiatan konsumsi dan produksi merupakan kegiatan yang berpeluang menciptakan negative externality (biaya yang dikenakan pihak ketiga di luar sistem pasar sebagai produk dari kegiatan produktif yang berupa pencemaran lingkungan) yang jika tidak dikelola dengan benar dapat merugikan manusia dan lingkungan alam. Konsep Ekonomi Sirkular diperkenalkan untuk memberikan pengetahuan bahwa sampah dapat dijadikan sumber daya yang bernilai manfaat, dengan meregenerasi sampah dan mempertahankan nilai produk, bahan baku dan sumber daya semaksimal mungkin. Secara luas ekonomi sirkular tidak hanya terdiri dari limbah rumah tangga, namun juga limbah industri manufaktur yang berupa kemasan plastik, limbah konstruksi bangunan, limbah elektronik dan limbah tekstil. Sistem ekonomi ini memanfaatkan sumber daya manusia dan teknologi ramah lingkungan sebagai salah satu faktor yang dapat mendukung konsep ekonomi sirkular.
Indonesia telah berkomitmen untuk mengadopsi konsep ekonomi sirkular ke dalam visi Indonesia 2045 dengan mengintegrasikan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan strategi pembangunan rendah karbon sebagai bagian dari implementasi Green Economy. Strategi ini dilakukan dalam upaya membangun ketahanan iklim, untuk meminimalkan kerugian ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dari bencana hidrometeorologi serta perubahan kondisi lingkungan akibat perubahan iklim. Jika bukan kita, siapa lagi yang akan mempertahankan bumi sebagai ibu kita yang harus kita jaga dan kita rawat. Mempercantik keindahan dunia dimulai dari mempercantik keindahan pribadi sebagai manusia dengan adil kepada sesama dan alam untuk menciptakan kedamaian, dengan memberantas sikap angkara murka, serakah dan tamak (Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara)
Author : Aloysius Hari Kristianto, S.E., M.Si