Bengkayang, Jumat, 26 Mei 2023.Inkubator Bisnis dan Teknologi Shanti Bhuana yang berada pada naungan Pusat Riset dan Pengabdian Masyarakat (PRPM) Institut Shanti Bhuana menyelenggarakan Sharing Session dengan mengusung tema “Entrepreneur Skills and Mindset”. Narasumber pada kegiatan ini adalah Andrieas Baldiandes (Narasumber 1), owner loiloi sekaligus merupakan entrepreneur di bidang Food and Beverage dan Oky Rachmawaty Amir (Narasumber 2), owner Nasi Bakar Khayangan juga merupakan praktisi Food and Beverage. Sharing Session kali ini membahas bagaimana cara berpikir seorang pengusaha dan apa saja skill yang penting untuk mencapai bisnis berkelanjutan. Mahasiswa diberi pengetahuan dan pengalaman langsung dari para pebisnis muda yang sukses menjalankan bisnisnya sehingga memahami bagaimana seharusnya menjadi pengusaha. Adapun kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 70 peserta.
Narasumber pertama memberikan pengalaman usahanya dimana setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas mencoba merantau ke kota bahkan sampai keluar negeri dan mencoba berbagai bisnis serta sempat merasakan kegagalan di dalam menjalankan bisnisnya. Tidak berhenti sampai disitu, beliau coba bangkit dan sekali lagi merintis usahanya yang sampai sekarang digeluti dan diberi nama loiloi. Usaha yang dijalankan oleh Andrieas Baldiandes ini menerapkan sistem franchising (Sudah memiliki cabang yang tersebar hampir di seluruh Indonesia). Selain itu, beliau ternyata merupakan seorang Trader, Property Hunter, dan pengusaha multi sektor bisnis: F&B Entrepreneur, menjalankan bisnis tambak ikan, dan mengelola pabrik bahan baku minuman. Dalam Sharing Session kali ini beliau mengatakan “Skill terdiri dari softskill dan hardskill dimana softskill yang paling diperlukan di era saat ini adalah communication and public speaking, sedangkan hardskill yang diperlukan adalah foreign languages”.
Narasumber kedua merupakan pengusaha yang memiliki pengalaman bekerja di berbagai industri seperti menjadi CO Host TV ONE, Bekerja di bidang CSR PT Telkomsel Pontianak, Account Manager sampai karirnya menanjak sebagai Sales Manager. Namun pada akhirnya, beliau memutuskan untuk kembali ke daerah Bengkayang untuk mencoba bisnis kuliner dimana memasak merupakan hobinya selama ini dan ingin diwujudkan melalui bisnis yang dijalankannya sekarang ini, yang diberi nama Nasi Bakar Khayangan. Pengalaman-pengalaman tersebut menjadikannya memiliki dasar untuk mengetahui apa saja yang diperlukan untuk memperlancar bisnisnya. Bermodalkan media sosial, beliau mampu membuktikan usahanya dapat berjalan lancar dan memiliki omset yang tidak main-main. Selain menjadi pengusaha di bidang bisnis kuliner, ternyata beliau juga memiliki toko ritel yang menjual berbagai bahan belanja dapur yang diberi nama Tanjung Mart, berlokasi di Sanggau Ledo dan sampai saat ini tetap berjalan. Ada beberapa hal yang dipaparkan oleh beliau dalam Sharing Session kali ini, beliau menyatakan “Mindset seorang wirausaha harus ditanamkan dalam diri kita, kesalahan persepsi tentang wirausaha oleh sebagian orang misalnya seperti 1) Wirausaha harus memiliki modal besar, 2) Menjadi pengusaha setelah mendapat peluang, dan 3) Pengusaha adalah jalan hidup atau takdir, harus dibuang. Pemikiran seperti ini akan menghambat kita menjadi seorang wirausaha”.
Harapannya, Sharing Session pengalaman bisnis ini dapat terus berlanjut dengan mendatangkan pebisnis-pebisnis sukses lainnya baik dari tingkat lokal, wilayah, maupun nasional sehingga mampu memberikan dampak bagi pebisnis pemula yang sedang berjuang membangun bisnisnya.
Penulis: Dedy, S.M.
Editor: Stanley Paransa, S.Bns.