BENGKAYANG – Satu tahun pandemi COVID-19 menjadi momentum bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana (FKIP UKSW) dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Institut Shanti Bhuana (PGSD-ISB) untuk merefleksikan bersama serta menelaah berbagai aspek persoalan pendidikan diberbagai jenjang Pendidikan. Momentum tersebut dituangkan dalam kolaborasi antar Perguruan Tinggi dengan bentuk kegiatan Simposium Nasional bersama dengan tema “Refleksi Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 dan Strategi Menuju Habitus Baru”
Wakil Rektor I Bidang Akademik Institut Shanti Bhuana, Dr. Helena Anggraeni (Reni) Tjondro Sugianto, S.T., M.T. Menyambut baik kegiatan simposium Nasional tersebut. Ia menegaskan bahwa kegiatan simposium nasional tersebut merupakan sebuah kesempatan baik guna mencari arah pendidikan nasional di tengah pandemi yang terjadi dan menjadi wadah untuk diskusi terkait dengan strategi penerapan kebiasaan baru.
“Ini merupakan kesempatan yang baik, dimana kita bias menyatukan ide untuk mencari arah pendidikan kita ditengah penerapan kebiasan baru,” demikian ungkap Dr. Helena Senin (26/7/2021).
- Wakil Rektor I Bidang Akademik Institut Shanti Bhuana, Dr. Helena Anggraeni (Reni) Tjondro Sugianto, S.T., M.T.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Prodi PGSD–ISB, Ibu Pebria Dheni Purnasari, menuturkan bahwa pandemi Covid-19 memicu permasalahan disemua aspek kehidupan. “Di bidang pendidikan, kita bisa menyaksikan bahwa sekolah masih tutup, pembelajaran jarak jauh tidak bisa optimal, dan angka putus sekolah semakin meningkat. Akses jaringan telekomunikasi, ketidakmerataan pembangunan infrastruktur seperti sarana telekomunikasi dan pasokan listrik, serta resesi ekonomi yang memaksa anak-anak dan remaja bekerja untuk memenuhi perekonomian keluarga membuat persoalan dibagian pendidikan semakin kompleks,” jelasnya Senin (26/7/2021).
Lebih lanjut, Ia menjelaskan, disisi lain pandemi Covid-19 juga menyebabkan siswa dan mahasiswa harus berbagi alat komunikasi, berbagi ruang, juga berbagi alat pembelajaran dengan anggota keluarga yang lain bahkan tidak bisa mengaksesnya karena latar belakang ekonomi dan sosial. “Belum lagi, tidak semua dari siswa dan mahasiswa akrab dengan sistem pembelajaran baru yang dibuat oleh sekolah maupun perguruan tinggi masing-masing,” demikian ungkapnya.
Menurut Pebria, demikian panggilan akrabnya, untuk menuntaskan kompleksnya persoalan pendidikan saat ini perlu ada ruang diskusi bersama untuk saling berbagai ide guna mencari arah pendidikan yang tepat ditengah pemberlakuan kebiasaan baru. “Momen Simposium Nasional ini adalah momen yang tepat untuk kita berdiskusi dan mencari arah pendidikan yang tepat,” tungkasnya.
Dalam kegiatan simposium yang berlangsung selama 3 hari tersebut, antusiasme peserta sangat tinggi, hal ini sangat jelas terlihat dari banyaknya peserta yang hadir. Tercatat sebanyak 1.124 peserta dari berbagai daerah dan profesi hadir dalam kegiatan tersebut. Peserta simposium sangat antusias dalam mengikuti sesi demi sesi pemaparan narasumber dari hari pertama hingga hari ke 3.
Mickael Owen (18), salah satu mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Institut Shanti Bhuana (PGSD–ISB), mengaku senang dalam mengikuti simposium tersebut. “Saya sangat senang mengikuti simposium ini, karena banyak informasi baru yang saya dapat, dan saya menjadi tahu persoalan pendidikan di Indonesia saat ini,” demikian katanya.
Ia berharap kegiatan yang sama bisa dilakukan dikemudian hari, dengan membawa tema yang menarik yakni tentang strategi dalam peningkatan pendidikan.
Kegiatan Simposium Nasional dilaksanakan selama 3 hari, yakni dari tanggal 02 Juni 2021 hinggan 4 Juni 2021, kegiatan tersebut menghadirkan para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, sebut saja pada kegiatan hari pertama dengan sub tema “Refleksi Pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 dan Strategi Menuju Habitus baru pada Jenjang Pendidikan Dasar” hadir sebagai narasumber Dr. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si dari DPR Republik Indonesia, Bapak Bukik Setiawan dari Ketua Kampus Guru Cikal, dan Ibu Dr. Widya Karmilasari Achmad dari Ketua Umum HDPGSDI.
Kegiatan hari kedua dengan sub tema “Refleksi Pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 dan Strategi Menuju Habitus baru pada Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah” hadir sebagai narasumber Dr. Drs. Sunarto, M.Hum dari Dekan FKIP Universitas Krsiten Indonesia dan Indra Charismiadji, Ph.D dari Direktur Pendidikan Vox Point. Kegiatan hari ketiga dengan sub tema “Refleksi Pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 dan Strategi Menuju Habitus baru pada Jenjang Perguruan Tinggi” hadir sebagai narasumber Dr. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd dari Universitas Kristen Satya Wacana, Dr. Agus Suwignyo, M.Pd dari Universitas Gadjah Mada, dan Dr. Kardoyo, M.Pd dari Universitas Negeri Semarang.
Selain kegiatan simposium, kegiatan lain yang bersamaan dengan kegiatan tersebut adalah lomba menulis esai dengan tema “Merdeka Belajar, Pembelajaran STE(A)M, Pembelajaran Abad XXI, atau Pendidikan Keguruan di Indonesia Selama Masa Pandemi Covid 19”. Berdasarkan keputusan dari dewan juri, kegiatan lomba tersebut memunculkan 15 orang pemenang tulisan esai terbaik yang kemudian 15 tulisan terbaik tersebut akan dibukukan dalam bentuk buku antologi ber-ISBN.
Selain berkolaborasi antara FKIP UKSW dan PGSD ISB, kegaiatan tersebut juga terselenggara berkat kerjasama dengan sejumlah lembaga lain diantaranya Universitas Kristen Indonesia (UKI), himpunan dosen Pendidikan guru sekolah dasar Indonesia (HDPGSDI), Asosiasi Profesi Pendidik Ekonomi Indonesia (Aspropendo), dan ikatan sarjana pendidikan indonesia (ISPI).
Penulis : Yosua Damas Sadewo, S.Pd., M.Pd
Editor: Siprianus Jewarut, SS., M.Pd