Setelah melewati fase yang cukup panjang dengan melewati lika-liku perjalanan Kongregasi, kini anggota Kongregasi Putri Karmel patut berbangga. Saat ini Kongregasi yang didirikan oleh Romo Yohanes Indrakusuma, CSE tersebut merayakan HUT yang ke – 40 Tahun. Perjalanan Kongregasi mulai awal berdiri hingga saat ini, semuanya karena berkat penyelenggaraan Ilahi yang tiada tara diberikan kepada Bapak Pendiri dan kepada semua anggota Kongregasi.
Jika refleksikan kembali perjalanan Kongregasi Putri Karmel dari awal berdiri hingga saat ini sangat unik dan menarik. Saat awal berdiri, dimulai dari ketertarikan dari beberapa pemudi akan cara hidup bertapa Romo Yohanes Indrakusuma, CSE. Maka pada tanggal 19 Maret 1982, pada perayaan pesta St. Yosef, secara istimewa para Suster dan para calon yang ikut bergabung menyatakan komitmennya untuk secara sungguh menghayati hidup bertapa yang diteladankan Bapak Pendiri. Inilah yang menjadi awal berdirinya Serikat Putri Karmel di Ngadireso, Malang Provinsi Jawa Timur.
Dengan teladan hidup dan bimbingan yang baik dari Rm. Yohanes Indrakusuma, CSE, penghayatan hidup Putri Karmel semakin berkembang dengan jumlah anggota yang terus bertambah. Maka pada tanggal 1 November 1988 mulai ditetapkan Komunitas Padang Gurun pertama.
Dengan teladan dan cara hidup yang baik, serta spiritualitas Kongregasi yang unik menggabungkan spiritualitas Karmel dan Karismatik, Kongregasi Putri Karmel terus berkembang. Maka pada tahun 1992 Kongregasi Putri Karmel pun membuka cabang pertama di Ruteng, Flores- Nusa Tenggara Timur.
Dengan semakin bertambahnya anggota Kongregasi, maka pelayanan pun semakin luas menyebar ke seluruh daerah di tanah air. Dalam setiap pelayanan, para Suster Putri Karmel selalu mengandalkan penyelenggaraan Tuhan. Maka dengan pelayanan yang tulus mujizat Tuhan selalu menyertai setiap pelayanan mereka dengan banyaknya terjadi pertobatan dan penyembuhan baik batin maupun fisik.
Melihat besarnya karya Tuhan melalui Kongregasi ini, maka pada tanggal 2 Februari 2002 oleh Mgr. Pandoyo selaku Uskup Malang, Kongregasi Putri Karmel diakui sebagai kongregasi religius tingkat Diosesan. Dengan adanya pengakuan Gereja, maka Kongregasi ini pun terus berkembang baik di Indonesia maupun di beberapa negara lain diantaranya Malaysia, China, Vietnam, Amerika, dan Italia.
Dengan proses yang cukup panjang, maka pada Sabtu, 19 Maret 2022 Kongregasi Putri Karmel merayakan HUT-nya yang ke 40 tahun. Momen perayaan ini juga dirayakan di Institut Shanti Bhuana. Perayaan Ekaristi di kapel Yohanes Salib, dirayakan secara unik dengan menyanyikan lagu-lagu yang diciptakan oleh para Suster Putri Karmel. Di penghujung Misa, para Suster P. Karm yang hadir didoakan langsung oleh Romo Arsen, CSE.
“Saya masuk Putri Karmel sejak 14 Agustus 2004. Banyak hal yang didapatkan saat masuk Putri Karmel yakni terutama dapat belajar tentang jalan hidup rohani atau spiritual. Belajar bagaimana mendekatkan diri pada Tuhan, menjadi pribadi yang lebih baik, boleh mengalami kasih Tuhan, kasih persaudaran dan masih banyak lagi. Memasuki biara sama halnya dengan menjalani sekolah yang menjadi salah satu jalan menuju kekudusan. Diharapkan seorang biarawati dapat menjalani atau mengikuti jalan Yesus,” ungkap Suster Priscilla P. Karm.
Lebih lanjut, Suster Priscilla P.Karm berharap agar Kongregasi Putri Karmel semakin berkembang dan menjadi ordo besar yang mendunia, seperti halnya ordo-ordo pendahulu di dalam Gereja yang masih terus aktif sampai saat ini.
“Jika Tuhan menghendaki umur dari Kongregasi Putri Karmel ini dapat seperti ordo-ordo lainnya yang lebih lama didirikan,” demikian harapan Suster Priscilla P. Karm.
Suster pun mengungkapkan kebanggaannya menjadi bagian dari anggota Kongregasi Putri Karmel. Pasalnya Kongregasi ini adalah Kongregasi asli dari Indonesia dengan pendiri yang berasal dari Indonesia Romo Yohanes Indrakusuma, CSE. “Kini Putri Karmel dan CSE tidak hanya melayani di Indonesia tetapi juga sampai di luar negeri.”
Inilah yang menjadi harapan kita semua bahwa semakin banyak para pemudi yang tertarik untuk membaktikan hidupnya dengan menjalani kehidupan melayani Tuhan sebagai seorang biarawati yang merupakan suatu panggilan khusus. Dengan begitu Kongregasi Putri Karmel dapat berkembang semakin besar dan anggotanya, yang menjalani jalan kekudusan, semakin bertambah” pungkas Suster Priscilla P. Karm.
Author: Rima Irma
Editor: Sipri & Dewi Basuki